BERITA

Detail Berita

Kegiatan Skrining Kesehatan di SMA Negeri 1 Belitang Hilir Tahun 2024

Kamis, 14 Maret 2024 13:42 WIB
66 |   -

             Skrining Kesehatan siswa/siswi baru di lakasnakan berkat kerjasama SMA Negeri 1 Belitang Hilir den PUSKESMAS Kecamatan Belitang Hilir.  Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2024. Kegiatan ini merupakan Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)  di sekolah dilaksanakan melalui tiga program pokok yang biasa dikenal sebagai trias UKS meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud meliputi Skrining Kesehatan Anak Sekolah atau dikenal sebagai penjaringan kesehatan, pemantauan kesehatan serta penyuluhan kesehatan.

Penjaringan dilakukan setahun sekali pada awal tahun pelajaran terhadap murid kelas X SMA Negeri 1 Belitang Hilir yang dilakukan oleh suatu Tim Penjaringan Kesehatan dibawah koordinasi Puskesmas Belitang Hilir. Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pengisian kuesioner oleh peserta didik, pemeriksaan fisik dan penunjang oleh tenaga kesehatan bersama sama kader kesehatan remaja dan guru sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan standar minimal pelayanan bidang kesehatan dan program UKS. Idealnya rangkaian tersebut seharusnya dilaksanakan seluruhnya, namun dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat.

Pengisian kuesioner oleh siswa didik digunakan untuk mengetahui riwayat kesehatan secara umum, informasi kesehatan keluarga, riwayat imunisasi, gaya hidup, kesehatan intelegensia, kesehatan mental remaja, kesehatan reproduksi dan bahan edukasi kelas konseling. Riwayat kesehatan secara umum diperiksa melalui pengisisn delapan pertanyaan meliputi masalah kesehatan secara umum, alergi terhadap makanan tertentu, alergi terhadap obat tertentu, obat obatan yang sedang dimunim saat ini, riwayat dirawat di rumah sakit, riwayat cedera serius akibat kecelakaan, riwayat pingsan/tidak sadarkan diri dalam satu tahun terakhir dan riwayat penyakit tertentu yang pernah dialami. Riwayat penyakit tertentu yang dimaksud adalah anemia/kurang darah, asma, batuk lama dan berulang, campak, diabetes mellitus, hepatitis, penyakit jantung, kejang, TBC paru, sakit perut berulang dan sakit kepala berulang.

Kuesioner gaya hidup selain digunakan untuk memilah yang sehat dan tidak diperlukan juga untuk memberikan informasi penggunaan napza. Harapannya pemeriksaan dan penegakan diagnosis tepat waktu dapat memberikan dasar intervensi yang efektif sedini mungkin, sebelum penyimpangan awal perilaku menjadi pola maladaptif yang menetap atau ketergantungan. Masalah gangguan penggunaan napza khususnya rokok dan alkohol merupakan problem yang kompleks yang penatalaksanaaanya melibatkan banyak bidang keilmuan baik medik maupun non medik, karena hal ini merupakan pintu masuk penggunaan napza suntik. Dalam pola tertentu penggunaan jarum suntik dan sex bebas berkaitan erat dengan penularan HIV Aids. Salah satu penyebab gangguan penggunaan napza adalah kurangnya pendidikan dan informasi tentang bahaya napza baik di kalangan orangtua maupun pelajar. UKS diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran untuk mengembangkan pola hidup sehat yang anti napza. Dengan demikian akan tercipta lingkungan sekolah yang menyenangkan, hubungan yang baik antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan orang tua dengan guru. Belajar yang menyenangkan di sekolah akan membantu dan meningkatkan daya tahan siswa terhadap pengaruh pengaruh negatif.

Dalam penjaringan anak sekolah juga dilakukan deteksi dini kesehatan intelegensia remaja sebagai suatu upaya pemeriksaan awal untuk menemukan secara dini adanya gangguan modalitas belajar yang dapat berpotensi mengakibatkan terjadinya kesulitan belajar pada remaja sehingga dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Selain itu juga diperoleh pemahaman tentang karakteristik remaja, potensi yang dimiliki, hal hal yang menghambat potensi dan cara mengembangkan potensinya tersebut. Setelah diketahui maka dapat direncanakan upaya peninngkatan kualitas kesehatan intelegensia sehingga remaja tersebut dapat mengoptimalisasikan hasil belajarnya, serta orangtua dan guru dapat memberikan dukungan dan bimbingan sesuai dengan potensi dan cara belajar unik yang dimiliki setiap remaja. Modalitas belajar adalah cara kerja otak kita dalam menyerap, memproses dan menyimpan informasi yang diperoleh melalui panca indera secara optimal. Menurut howard gardner modalitas belajar dapat dikarakteristkkan menjadi modalitas belajar auditory, visual dan kinestetik. Modalitas belajar auditory adalah kemampuan belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu yang bersangkutan haruslah mendengarkannya terlebih dahulu. Biasanya mereka yang terbatas dalam modalitas ini memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu rektif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata dan ucapan. Modalitas visual adalah kemampuan belajar dengan menitikberatkan kemampuan menangkap dan menyimpan informasi lewat penglihatan. Artinya bukti bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri ciri yang memiliki modalitas visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Mereka yang terbatas dalam modalitas belajar ini umumnya sulit menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca. Modalitas kinestetik berarti belajar dengan sentuh dan gerak, rasakan, praktik yang melibatkan fisik dan menggunakannya sewaktu belajar. Gaya belajar ini mengharuskan remaja menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Karakter pertama dalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar terus mengingatnya, hanya dengan mencoba coba dengan memegang saja seseorang yang optimal dalam modalitas belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Individu yang optimal dalam modalitas belajar ini bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerakan tubuh (athletic ability). Karakter kedua tak tahan duduk manis berlama lama mendengarkan penjelasan. Tak heran jika individu yang memiliki gaya belajar ini baru bisa belajar lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik.

Deteksi dini masalah kesehatan mental remaja adalah suatu upaya pemeriksaan awal untuk menemukan secara dini adanya masalah kesehatan mental pada remaja. Masalah kesehatan mental remaja meliputi beberapa domain yaitu domain masalah perilaku dan agresifitas, domain masalah emosional, domain masalah dengan teman sebaya, domain masalah interpersonal dan domain masalah dengan napza.  


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini